BAB 1
PENDAHULUAN
Al- Quran sebagai
petunjuk bagi Umat Islam yang diturunkan melalui Makaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW kemudian Allah SWT menyuruh untuk menyampaikan kepada kita sebagai
Umat Nya. Al- Quran diturunkan secara beransur-ansur selama 23 tahun. Al-
Quran pertama kali turun pada tanggal 17
ramadhan, bertepatan dengan tanggal 6 agustus 610 M saat itu Nabi berusia 40
tahun dan berakhir pada tanggal 9 Dhulhijjah tahun 10 hijrah/ 632 masehi.
Mengingat
ketika Nabi menyebarkan Agama Islam pernah bertempat tinggal di dua kota, yaitu
Makkah dan Madinah, maka untuk mudah memahami tentang Al-Quran para ahli dalam
bidang ilmu Al-Quran membedakan surah- surah dan ayat- ayat Al-Quran yang turun
Makkah dan Madinah. Al- Quran diturunkan 13 tahun di Makkah dan 10 tahun ketika
Nabi berada di Madinah.
Maka dari sejarah
inilah lahir salah satu cabang ilmu pengetahuan dari Ilmu Al-Quran yaitu ilmu
al- Makki wa al- Madani. Ilmu ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mempelajari Al- Quran dan menafsirkan ayat- ayat Al- Quran.
BAB II
ILMU MAKKI dan MADANI
Dalam ilmu Al- Makki
wal Madani ini, akan dijelasankan pengertian Makkiyah dan Madaniyah,
ciri- ciri Makiyah dan Madaniyah, perbedaan Makkiyah dan Madaniyah
serta faedah mengetahuI Makkiyah dan Madaniyah.
A.
Pengertian Makkiyah dan Madaniyah
Secara umum, ilmu Makiyah[1]
dan Madaniyah adalah suatu ilmu yang membahas tentang ayat- ayat dan
surat- surat yang diturukan di Makkah dan Madinah. Namun dikalangan para Ulama
terjadi perbedaan pendapat mengenai ilmu ini. Perbedaan tersebut muncul
dikarenakan berbedanya kriteria yang dipakai dalam menentukan definisi Makkiyah
dan Madany.
1. Sebagian Ulama menentukan
definisi berdasarkan lokasi tempat turunnya ayat atau surat dan ini dijadikan
patokan dasar dalam menentukan definisi makiyah dan madaniyah: Makkiyah ialah
suatu surat atau ayat yang diturunkan di Mekah walaupun turunya setelah Nabi
SAW melakukan hijrah, dan Madaniyah ialah suatu surat atau ayat yang turun
di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba, dan Sil.
2. Sebagian Ulama menentukan definisi
berdasarkan orang- orang atau golongan yang yang menjadi sasaran (khitab)
ayat atau surat, dan ini di jadikan dasar dalam menentukan definisi Makiyah
dan Madaniyah. Sehingga merka mendefinisikan: Makkiyah ialah
suatu surat atau ayat yang turun yang khitabnya (sasarannya) ditujukan kepada
penduduk Mekah, dan Madaniyah ialah khitabnya (sasarannya) ditujukan
kepada penduduk Madinah.
3. Sebagian
Ulama lain menentukan definisi berdasarkan masa turunnya suatu surat atau ayat,
sehingga mereka mendefinisikan: Makiyah ialah suatu surat atau ayat yang
diturukan sebelum Nabi SAW melakukan hijrah ke Madinah meskipun turunya di luar
daerah Mekah, dan Madaniyah ialah suatu surat atau ayat yang turunnya
setelah Nabi melakukan hijrah meskipun turun di luar Madinah.
Dari ketiga definisi di atas,
definisi yang terakhir (ketiga) yang lebih populer dan dikalangan Ulama dianggap sebagai
definisi yang paling tepat.
B.
Ciri- Ciri Makiyah dan Madaniyah
1.
Ciri- Ciri Surat Makiyah
Ada enam hal yang menjadi khusus yang qath’i bagi surat makiyah,
yaitu:
a.
Setiap
surat yang di dalamnya terdapat ayat sajadah adalah surat makiyah[2].
Sebagian para Ulama berpendapat, bahwa jumlah ayat sajadah dalam Al- Quran ada
16 ayat yang terdapat pada surat- surat tertentu. Diantarnya dalam surat
Al-‘araf 206:
ويسبحونه وله يسجدون
Artinya: “ dan mereka bertasbih memujinya dan hannya kepada Nya lah
mereka bersujud.
b.
Setiap
surat yang di dalamnya terdapat lafaz كلا[3] adalah surat makiyah. Misalnya: كلا سوف تعلمون
yang terdapat dalam surat al- takatsur.
c.
Setiap
surat yang terdapat di dalamnya terdapat kalimat seruan يأ يها الناس adalah surat makiyah, kecuali surat al-
Hajj, dimana dalam surat tersebut pada ayat 77 terdapat يأيها الزين أمنوأ
namun ia tetap di pandang makiyah.
d.
Seiap
surat yang di dalamnya mengandung kisah- kisah para Nabi dan umat- umat
terdahulu adalah surat makiyah, kecuali surat al- Baqarah.
e.
Setiap
surat yang terdapat di dalamnya kisah- kisah Nabi Adam as dan Iblis adalah makiyah,
kecuali surat al- Baqarah.
f.
Setiap
surat yang di mulai dengan huruf hijaiyah adalah surat makiyah kecuali
al- Baqarah dan Ali imran.
Selain enam
ciri- ciri yang qath’i di atas, surat makiyah[4] juga memeliki ciri- ciri yang bersifat aglaby
(bersifat kebiasaannya). Adapun ciri- ciri yang bersifat aglaby bagi surat
makiyah adalah; pada umumnya,surat dan ayat- ayatnya pendek- pendek, mengajak
manusia untuk melakukan perbuatan yang baik- baik, di dalamnya banyak terdapat
lafadz- lafadz sumpah dan mengandung seruan untuk beriman kepada Allah dan hari
akhirat serta menggambarkan tentang keadaan surga dan neraka.
2.
Ciri- Ciri Surat Madaniyah
a.
Setiap
surat[5]
yang di dalamnya terdapat ayat- ayat tentang ijin berjihad (berperang) atau
berisi tentang masalah hhukum berperang adalah surat madaniyah.
b.
Setiap
surat yang menjelaskan tentang hukum pidana, hukum faraidh atau warisan dan menjelaskan
mengenai hukum perdata, kemasyarakatan dan kenegaraan adalah Madaniyah.
c.
Setiap
surat yang di dalamnya menjelaskan mengenai keadaan kaum munafik adalah
Madaniyah, kecuali surat al-ankabut yang turun di Mekah. Hannya sebelas ayat
pertama dari surat al- ankabut yang Madaniyah[6].
d.
Setiap
surat yang membantah keparcayaan atau ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) yang di
pandaang keliru, serta mengajak mereka agar tidak berlebih- lebihan dalam
mengamalkan ajaran agamanya adalah Madaniyah.
e.
Setiaap
surat yang di mulai dengan يأيها الزين أمنو , kecuali surat
al- Baqarah 21, dan 168, An- Nisa’ 170 dan 175, Al- Hajj 1, dan Al- Hujarat 13.
Dan ciri- ciri yang
bersifat aglaby diantaranya; sebagian surat- suratnya panjang- panjang dan
ayat- ayatnya juga panjang- panjang. Selain itu, gaya bahasanya juga cukup
jelas dalam menerangkan masalah- masalah hukum. Dan juga menerangkan secara
terperinci tentang dalil- dalil yang menunjukkan kepada hakikat keagamaan.
C.
Perbedaan ayat- ayat Makkiyah dan Madaniyah
Dari segi Uslubnya
(gaya bahasa), pada umumnya bahasa yang digunakan pada surat Makkiyah sangat
kuat dan khitab ( pembicaraan) nya tegas, karena orang yang diajak bicara
adalah mayoritas para pembangkang dan sombong- sombong, tidak ada hal yang
lebih patut bagi mereka kecuali hal yang demikian[7].
Sedangkan surat Madaniyah, pada umumnya menggunakan gaya bahasa yang halus
(lembut), dan khitabnya mudah, karena mayoritas orang yang di ajak bicara
adalah orang yang patuh dan tunduk pada perintah Allah.
Dan juga pada
umumnya[8]
ayat- ayat makiyah itu pendek- pendek dan kuat hujjuahnya sedangkan surat
madaniyah pada umumnya panjang- panjang dan dalam meneyampaikan hukum- hukumnya
dengan tampa banyak alasan, kerena kondisi dan keadaan umat pada saat itu sudah
kuat imannya.
Demikian juga dari segi materi yang atau pengajaran yang
disampaikan, pada umumnya ayat- ayat makiyah berisi tentang pemantapan atau
penguatan akidah, yang khususnya berkaitan dengan tauhid dan beriman pada hari
kebangkitan, kerena mayoritas umat pada saat itu banyak yang mengingkari hal
tersebut.
Sedangkan pada ayat-
ayat madaniyah, ajaran yang disampaikan
berisi tentang masalah ibadah, muamalah, kepemerintahan, sosial dan hal- hal
yang berkaitan dengan ibadah lainnya, dikarenakan pada masa di madinah kondisi
keimanan sudah lurus dan mantap pada jiwa mereka
D.
Faedah Mengetahui
Makiyah dan Madaniyah
Sangatlah
penting bagi kita umat islam untuk mengetahui surat- surat dan ayat- ayat
makiyah, ada beberapa faedah kita mempelajarinya, diantaranya adalah:
1. Sebagai suatu petunjuk dalam
melakukan penafsiran ayat- ayat Al- quran.
2. Untuk mengetahui strategi Nabi dalam
melakukan dakwah dan mengamalkannya dan mengembangkan dakwah kepada maysaraka[9].
3. Mengetahui
yang turun terekhir kali sehingga dapat mengambil keputusan hukum yang tepat
dan baik.
4. Dan juga dengan mengetahui makkiyah dan madaniyah dapat menambah
kepercayaan tentang Al-Qur’an bahwa Al-Qur’an sampai kepada kita dengan selamat
dari perubahan dan pergantian, dan masih banyak faedah-faedah yang lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa, yang
maksud dengan Makkiyah adalah Suatu surat yang turun di mekah yang
ditujukan kepada orang- orang penduduk kota Mekah dan diturunkan sebelum Nabi
melakukan hijrah kekota Madinah, meskipun turunnya di luar kota Mekah.
Sedangkan yang dimaksud dengan Madaniyah ialah Suatu surat
yang turun di Madinah yang ditujukan kepada orang- orang Madinah dan di
turunkan nya setelah Nabi melakukan hijrah kekota Madinah al- Munawwarah.
Dan pada pembahasan
ciri- cirinya dapat di simpulkan bahwa pada umumnya surat makiyah Dan juga pada
umumnya ayat- ayat makiyah itu pendek- pendek dan kuat hujjuahnya sedangkan
surat madaniyah pada umumnya panjang- panjang dan dalam meneyampaikan hukum-
hukumnya dengan tampa banyak alasan, kerena kondisi dan keadaan umat pada saat
itu sudah kuat iamannya.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad zaini,
‘Ulumul quran: suatu pengantar Banda Aceh: yayasan pena, 2005
M. Shalahuddin
Hamid, Study Ulumul quran, Jakarta Selatan: Pt. Intimedia
Ciptanuasantara,tt
Muhammad Amien
suma, Studi ilmu- ilmu Al-quran, jil.3,
Jakarta, pustaka firdaus. 2004
Muhammad zaini,
‘Ulumul quran: suatu pengantar ,Banda Aceh:
yayasan pena, 2005
Ayatullah
Muhammad Baqir Hakim, Ulumul Quran, pentj: Nashirul Haq, Abd. Ghafur,
Salman Fadhlullah, Jakarta, Al- Huda, 2006
Manan Khalil al-
Khattan, Studi ilmu- ilmu quran, Bogor: pustaka
litera Antar Nusa, 2004
M. Shalahuddin
Hamid, Study Ulumul quran, Jakarta Selatan: Pt. Intimedia Ciptanuasantara,tt
[1] Muhammad
zaini, ‘Ulumul quran: suatu pengantar ( Banda Aceh: yayasan pena, 2005)
hlm. 47-48.
[2] M. Shalahuddin Hamid, Study Ulumul quran
( Jakarta Selatan: Pt. Intimedia Ciptanuasantara,tt). hlm 205.
[3] Muhammad Amien
suma, Studi ilmu- ilmu Al-quran, jil.3, ( Jakarta, pustaka firdaus.
2004)
[4] Muhammad
zaini, ‘Ulumul quran: suatu pengantar ( Banda Aceh: yayasan pena, 2005)
hlm. 47-48.
[5] Ayatullah
Muhammad Baqir Hakim, Ulumul Quran, pentj: Nashirul Haq, Abd. Ghafur,
Salman Fadhlullah. ( Jakarta, Al- Huda, 2006) hlm.105
[6] Manan Khalil
al- Khattan, Studi ilmu- ilmu quran( Bogor: pustaka litera Antar Nusa,
2004) hlm. 87.
[7] Muhammad
zaini, ‘Ulumul quran: suatu pengantar ( Banda Aceh: yayasan pena, 2005)
hlm. 52- 53.
[8] Manan Khalil
al- Khattan, Studi ilmu- ilmu quran( Bogor: pustaka litera Antar Nusa,
2004) hlm. 86- 87.
[9] M. Shalahuddin
Hamid, Study Ulumul quran ( Jakarta Selatan: Pt. Intimedia
Ciptanuasantara,tt) hlm. 207- 208
Tidak ada komentar: