Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Mempelajari hadis merupakan suatu keharusan bagi umat Islam, sebab
hadis merupakan hadis salah satu pegangan bagi Umat Islam. Disamping
mempelajari hadis-hadis Nabi saw, kita juga dituntut untuk mengetahui
kitab-kitab hadis. Begitu juga dengan kitab Mu’jam, kitab ini merupakan salah
satu kitab alat yang paling banyak dipakai dalam proses pencarian dan
penelitisn trehadap hadis.
Kitab Mu’jam memudahkan para pentakhrij, dikarenakan kitab ini meemuat
hadis-hadis yang terdapat dalam KUTUBUS SIT’AH. Jadi para pentakhrij hannya
mencari fi’il mujarat dari suatu kata yang yerdapat dalam hadis tersebut. Namun
demikian, kitab ini juga tidak luput dari kekeliruan, sehingga mengharuskan
para peneliti untuk merujuk kembali kepsda kitab yang asli.
Pembahasan
1.
Kitab Al- Mu’jam Al- Mufahras li Alfash Al-Hadits An-Nabawi
Kitab al-
Mu’jam disusun oleh sebuah tim dari kalangan orang orientalis, diantara orang
yang sangat aktif dalam proses penyusunan kitab ini adalah Dr.Arnold Jonh
Wensink (w.393 m). Dia seorang Profesor bahasa Semit, termasuk bahasaArab di
universitas leiden, negeri Belanda. Kemudian bergabung beberapa dengannya
beberapa orientalis lain dengan disertai Muhammad Fuad Abdu al- Baqy. Kitab ini
bermaksud dengan mencari hadis berdasarkan lafadz matan hadis. Barbagai lafadz
yang disajikan tidak dibatasi hannya lafadz-lafadz yang berada ditengah dan
bagian-bagian lain dari matan hadis.
Kitab Mu’jam
adalah kitab yang didalamnaya terhimpun hadis berdasarkan urutan nama sahabat
atau guru-guru atau berdasarakan daerah.
Dengan demikian
kitab Mu’jam mampu memberikan informasi kepada pencari matan dan sanad hadis
selama sebagian dari lafadz matan telah diketahuinya. Kitab Mu’jam ini terdiri
dari tujuh juz, kitab ini memuat hadis-hadis yang terdapat dalam sembilan kitab
yang terkenal, diantaranya yaitu shahih al- Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu
Daud, Sunan al- Tirmizi, Sunan An- Nasai, Sunan Ibn Majah, Sunan ad- Darimi,
Muwatha’ Malik dan Musnad Ahmad.[1]
2.
Contoh Hadis
لا
تدخلون الجنة حتى يؤمنوا لا تؤمنوا حتى تحابوا
Pada pengalan
teks hadis diatas dapat ditelusuri beberapa kata: pertama dari kata تحابوا
dapat dilihat bab ح dalam kita Mu’jam karena kata dasar dari kata حبب. Setelah
ditelusuri hadis kata tersebut dapat ditemukan di kitab Mu’jam juz 1 hlm.408
dengan bunyi:
م.
اى مان , د,
ادب, ت,
Maksud dari ungkapan diatas adalah:
a)
م, ايمن =
Shahih Muslim kitab iman nomor urut hadis 93
b)
د. ادب =Sunan
Abu Daud kitab A- Adab Nomor hadis 131
Kiatb Al- Mu’jam hannya menunjukkan tempat hadis tersebuyt dalam
berbagai kitab kitaab hadis, kemudian tugas para peneliti untuk menelusuri
hadis-hadis tersebut dalam berbagai kitab sesuai petunjuk kitab Mu’jam diatas.
3.
Metode Penyusunan Kitab
Metode yang
digunakan dalam penyusunan kata kitab Mu’jam ini berdasarkan urutan lafadz alfabet
yang terdapat dalam matan hadis, khsusnya kata-kata yang jarang dipakai. Metode
ini berdasarkan pada kata-kata yang
terdapat pada matan hadis, baik berdasarkan kata benda maupun kata
kerja, kemudian dicari akar kata dalam bahasa Arab yang hannya tiga huruf yang
disebut dengan fi’il tsulasi. Dalam metode ini tidak digunakan
huruf-huruf, tetapi yang dicantumkan adalah sebagian dari teks hadisnya
sehingga memudahkan para pencari hadis-hadis yang dimaksud dengan cepat.
Kemudian untuk
memudahkan para pencari hadis, para penyussun menggunakan kode-kode tertentu
untuk setiap kitab hadis. Berikut ini keterangankode-kode yang digunakan dan
keterangan tempat hadis pada masing-masing kitab. Al- Bukhari dengan diberi
lambang خ,
Shahih Mulim dengan lambang م, Sunan Abu Daud dengan lambang د, Sunan At-Tirmizi dengan lambang خ, Sunan
An-Nasai dengan lambang ن, Ibnu Majah dengan lambang حه, Sunan Ad-Darimi dengan lambang دي,
Muwatha’ Imam Malik dengan lambang ط, Musnad Ahmad dengan lambang حم.[2]
4.
Kelebihan dan Kekurangan
a.
Kelebihan
Kitab Mu’jam
Ø Kitab Mu’jam memudahkan para peneliti dalam mencari hadis.
Ø Kitab Mu’jam adalah kitab yang paling banyak digunakan dan pedoman
para peneliti dalam proses pentakhrij hadis
b.
Kekurangan
Kitab Mu’jam
Ø Kitab mu’jam hannya memuat hadis-hadis yang terbatas pada sembilan
kitab hadis saja.تحا
Ø Kitab Mu’jam tidak luput dari kekeliruan dan keselahan dalam
penulisan hadis, sehingga para peneliti dianjurkan untuk mencarinya secara
manual kembali, yaitu dengan memeriksa daftar isi kitab-kitab hadis.
Ø Menuntut para peneliti harus merujujk kembali kepada kitab hadis
yang asli, dikarenakan hadis yaang dimuat dalam kitan Mu’ajam hannya sebagian
teks saja[3]
KESIMPULAN
Kitab al-
Mu’jam disusun oleh sebuah tim dari kalangan orang orientalis, diantara orang
yang sangat aktif dalam proses penyusunan kitab ini adalah Dr.Arnold Jonh
Wensink (w.393 m). Dia seorang Profesor bahasa Semit, termasuk bahasaArab di
universitas leiden, negeri Belanda.
Metode yang
digunakan dalam penyusunan kata kitab Mu’jam ini berdasarkan urutan lafadz
alfabet yang terdapat dalam matan hadis, khsusnya kata-kata yang jarang
dipakai. Metode ini berdasarkan pada kata-kata yang terdapat pada matan hadis, baik berdasarkan
kata benda maupun kata kerja, kemudian dicari akar kata dalam bahasa Arab yang
hannya tiga huruf yang disebut dengan fi’il tsulasi.
bagus
BalasHapusBagus
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusTerimakasih sudah diupload disini. Bisa jadi referensi penulisan tentang mu'jam al mufahras li alfadzil hadits
BalasHapussama kawan. jika ada kekurangan dalam penulisan mohon koreksinya. dan terima kasih telah mengunjungi blog kami
Hapus