» » KITAB SYARAH ARBA’IN IBNU DAQIIQIL IED



                             KITAB SYARAH ARBA’IN IBNU DAQIIQIL IED

A.    Biografi Penulis
Nama lenkap belaiu adalah Imam Muhammad bin Ali bin wahb, di kenal dengan sebutan Daqii Al- ied. Belaiau di lahirkan pada bulan sya’ban tahun 625 H di dekat laut Merah.
B.     Ilmu dan Keutamaan Beliau
Ibnu daqiiqil ied adalah seorang yang sangat giat dalam mencari ilmu, beliau mengadakan rihlah ( perjalanan) untuk menambah ilmunya, beliau pergi ke mesir untuk mendatangi ulama- ulama di sana, lalu pergi ke damsyiq dan mendengarkan dari ulama- ulama lain. hingga pada akhirnya jadilah beliau sebagaimana yang di katakan oleh Imam Adz zhahabi: “ beliau seorang Imam, ahli satra, dermawan, ahli fikih, dan usulnya, ahli adab, nahwu, seorang cerdas, memiliki kejelian makna, sempurna akalnya, di  samping beliau juga memiliki karakter orang- orang yang di cintai oleh Allah swt.
Para pakar sejarah menyebutkan bahwa beliau banyak diam, wara’, malazimi sunnah, sibuk dengan membaca dan menulis, lapang dada, dermawan, bersih jiwanya, menjaga ucapan dan menjauhi dakwa. Beliau menghabiskan umurnya untuk menulis hadits, matan, rijal hadits, bahasa, dan beliau juga memiliki kemampuan ynag tinggi dalam masalah ushuluddinm ushul figh, bhasa Arab, dan adab.
Ibnu daqiiqil ied adalah guru para sastrawan dan simbol ulama pada zamannya, beliau juga pentahqiq dua mazhab, yakni syafi’iyah dan malikiyah. Ibnu sayyidinnas berkata: Aku belum pernah melihat orang yang semisalnya dan aku tidak membawa suatu riwayat yang lebih berharga dari riwayat yang aku terima darinya.
Seorang sahabat beliau, syarafuddin Muhammad bin Ash- Shahib Zainuddin Ahmad berkata: Adalah Ibnu Daqiiq ied bermukim dan menghabiskan sebahagian besar waktunya di rumah kami manakala berada di mesir. Kami melihat beliau di tengah malam shalat dan sesekali melihat kesamping rumah untuk melihat masuknya waktu fajar, lalu beliau shalat shubuh. Beliau berbaring di waktu dhuha. Ibnu Idris  Al- Quraafi berkata:” Syaikh Taqiyyudin shalat malam dan tidak tidur di waktu malam selama 40 tahun.
C.     Guru- guru Beliau
1.      Syaik baha’udin ‘Abul Hasan bin hibbatullah bin salamah Asy- Syafi’i
2.      Al- hafizh ‘Abdul ‘Azhim Al- Mundziri
3.      Abu Ma’al Ahmad bin Abdul Salam bin Al- Muthahhir
D.    Murid- muridnya
1.      ‘Alauddin Al- Qaunawi
2.      Imam muhaddits fathuddin Muhammad Al- ya’muri
E.     Karya- karyanya
Berikut ini adalah sebahagian nama kitab yang telah di tulis oleh Ibnu Daqiq Al- ied.
1.      Al- Ilham fi Ahaditsil Ahkam
2.      Syarh al- Arbain an- Nawawiyah
3.      Al- iqtirah fi Bayani al- ishthilah
4.      Risalah fi Ahli Dzimmah
5.      Tahfatul labib fi syarhi at- Taqrib
6.      Syarh ‘uyurul masaili fi Nushushi Asy- syafi’i
F.      Motifasi Penulis kitab
Adapun motifasi ibnu Daqiiq dalam menulis kitab syarah ini adalah sebgai berikut:
1.      Beliau ingin mengumpulkan hadits- hadits berdasarkan persoalan agama yang furu’, jihad, zuhud, adab dan nasihat. Setaiap hadits mempunyai kaidah yang agung diantara kaidah- kaidah agama dan disifatkan oleh ulama bahwa hadits adalah inti Ajaran islam atau separuh Islam atau sepertiga.
2.      Beliau ingin berkomitmen agar empat puluh hadits yang di kumpulkan mayoritasnya berasal dari shahih bukhari dan muslim.
3.      Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang agama dengan dalil- dalil yang benar.
G.     Gambaran Umum kitab syarah Daqiiq Al- ied
1.      Kitab ini di terjemahkan oleh Abu umar Abdillah Asy- Syarif
2.      Kitab ini adalah salah satu daripada kitab syarah arba’in Imam nawawi yang di syarahkan oleh Daqiiqil ‘ied.
3.      Kitab ini mengumpulkan hadits berdasarkan persoalan Agama yang furu, jihad, zuhud, adab dan Nasihat.
4.      Mengandung biografi Imam nawawi, biografi Ibnu Daqiiq, dan muqaddimah Kitab Arba’in.
H.    Sistematika penulisan
·         Menyatakan Perawi Hadits
·         Terdiri dari 40 hadits
·         Menjelaskan Kandungan Hadits
·         Menjelaskan Kosa kata dan lafadznya( makna mufrad)
·         Menjelaskan Sejarah kehidupan ibnu Daqiiq
·         Matan Hadits dan syarah hadits terpisah
·         Menjelasan kandungan hadits
I.       Metode Penulisan  Kitab
·         Menyebutkan Nama perawi hadits yang di syarah
·         Menjelaskan lafaz makna satu kalimat
·         Al- Qur’an di jadikan sebagai hujjah pensyarahan hadits
·         Metode pensyarahan yang di gunakan oleh ibnu daqiiq adalah Metode Wasith.
J.       Kelebihan Kitab
1.      Mempunyai Daftar isi
2.      Syarahnya panjang
3.      Gaya bahasa yang di pakai juga mudah di pahami
4.      Mencantumkan pendapat- pendapat ulama
5.    Dinyatakan kepentingan hadits.
K.    Contoh Hadits 
عن أبى عبد ا لر حمن عبد الله بن عمر بن الخطا ب رضي الله عنهما قال : سمعت رسو ل الله عليه وسلم يقول: بني ا لا سلا م على خمس، شهادة أن لااله الا الله وأن محمدا رسولالله، واقام الصلاة ، وا يتاء الز كا ة, وحج البيت ، وصوم رمضا ن.
Artinya:         
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin umar bin khaththab, “ ia berkata aku mendengar Rasulullah bersabda: “ Islam di bangun atas lima dasar, bersaksi bahwa tidak ada ilah ynag Haq kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah menegakkan shalat, menunaikan zakat berhaji ke baitullah dan puasa ramadhan.” ( diriwayatkan oleh Al- bukhari, No.8 dan Muslim no 16).
Syarah Hadits
           Abu al- abbas Al- Quthubi rahimahullahu ta’ala berkata: “ yakni bahwa lima perkara itu merupakan asas ( dasar) agama islam dan pokok yang di atasnyalah islam di bangun serta dengannya pula ia tegak. Di khususkannya lima perkara tersebut tampa menyertakan jihad, padahal jihad adalah untuk untuk memenangkan agama dan menghadapi pembangkangan orang- orang kafir, karna lima hal ini adalah fardhu selamanya, sedangkan jihad termasuk fardhu kifayah dan terkadang gugur kewajibannya pada waktu- waktu tertentu”.
           Telah di sebutkan dalam sebagian riwayat tentang hadits ini yang mana haji lebih dahulu di sebut daripada puasa, dan hal ini meragukan wallahu ‘alam. Karna ibnu umar tatkala mendengar yang mengulangi hadits tersebut dengan mendahulukan haji daripada puasa belaiu memerahinya dan melarangnya, beliau mendahulukan puasa daripada haji lalu berkata: “ Begitulah aku mendengarnya dari rasulullah.”. dalam riwayat yang lain dari ibnu umar: “ Islam di bangun di atas lima dasar, yaitu engkau beribadah kepada Allah dan mengkufuri sesembahan selainnya dan menegakkan salat...” dan seterusnya. Dalam riwayat yang lain” bahwa seseorang berkata kepada Abdullah bin umar, “ tidakkah kita berjihad? “ beliau menjawab: “ sesungguhnya aku mendengar rasulullah saw, bersabda.          
ان الا سلام بني على خمس.
“ sesungguhnya Islam itu di bangun di atas lima dasar...”.
Kesimpulan:
Yang dapat saya simpulkan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut:
·         Kitab ini memiliki keunggulannya tersendiri karena ibnu daqiiqil ied hidup semasa dengan an- Nawawi, bahkan memahami latar belakang imam nawawi.
·         Dari sisi matanya, kitab ini cukup fleksibel dan modern, sehingga pembahasannya cukup sempurna.
·         Kapasitas ilmu dan kepribadiannya kedua ulama ini tidak jauh berbeda.




About Kutaradjablog.spot

Ucapan terimakasih Admin ucapkan kepada para pengunjung yang telah setia berkunjung ke blog ini sampai hari ini. Walaupun tidak semuanya merupakan pengunjung setia ( kebanyakan pendatang baru ) tetap saja Admin merasa bahagia dengan jumlah pageview dan unique visitor yang hadir di blog Ini
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply