Ayat Al- Qur’an yang Membicarakan masalah
Science
a. Proses
Pengawinan Tumbuh- Tumbuhan
$uZù=yör&ur
yx»tÌh9$# yxÏ%ºuqs9
$uZø9tRr'sù z`ÏB
Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB
çnqßJä3»oYøs)ór'sù !$tBur
óOçFRr& ¼çms9
tûüÏRÌ»s¿2 ÇËËÈ
Artinya: dan Kami telah meniupkan angin untuk
mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami
beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang
menyimpannya.
Dalam
surah ini dijelaskan bahwa, angin sangat berperan penting dalam proses
pengawinan tumbuh-tumbuhan. Angin membantu menyebarkan serbuk sari tumbuh-
tumbuhan jantan kepada putik betina, yang akan menghasilkan buah. Dalam proses pengawinan tumbuh-tumbuhan angin
juga tidak sendiri, keberhasilan dalam pengawinan tumbuh-tumbuhan juga sangat
ditentukan oleh kadar hujan, hujan yang turun sangat menentukan berhasil
tidaknya perkawinan dan pembuahan tumbuh- tumbuhan.
b. Kadar
Hujan
Ï%©!$#ur tA¨tR
ÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$#
Lä!$tB 9ys)Î/
$tR÷|³Rr'sù ¾ÏmÎ/
Zot$ù#t/ $\Gø¨B
4 y7Ï9ºxx. cqã_tøéB
ÇÊÊÈ
Artinya: dan yang menurunkan air dari langit
menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang
mati, seperti Itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).
Kadar dalam hujan ini pun
sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu
detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513
trilyun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang
jatuh ke bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam
suatu siklus yang seimbang menurut "ukuran atau kadar" tertentu.
Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia
menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak akan mampu
membuat siklus seperti ini.
Bahkan
satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan
ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal
ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah
yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam Al Qur’an.
c. Proses
Pembentukan Hujan
ª!$#
Ï%©!$# ã@Åöã
yx»tÌh9$# çÏWçGsù
$\/$ysy ¼çmäÜÝ¡ö6usù
Îû Ïä!$yJ¡¡9$#
y#øx. âä!$t±o
¼ã&é#yèøgsur $Zÿ|¡Ï.
utIsù s-øsqø9$#
ßlãøs ô`ÏB
¾ÏmÎ=»n=Åz (
!#sÎ*sù z>$|¹r&
¾ÏmÎ/ `tB
âä!$t±o ô`ÏB
ÿ¾ÍnÏ$t7Ïã #sÎ)
ö/ãf tbrçųö;tGó¡o
ÇÍÑÈ
Artinya: Allah, Dialah yang mengirim angin,
lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut
yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu Lihat hujan
keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai
hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi
gembira.
Gelembung-gelembung udara yang
jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah
terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit.
Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak
ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk
awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut,
sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap
air".Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling
butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam
hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu
bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan
awan-awan.Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan
partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan
ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai
jatuh ke tanah sebagai hujan.
d. Pemisahan
Langit dan Bumi
óOs9urr& tt
tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx.
¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$#
uÚöF{$#ur $tFtR%2
$Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù
( $oYù=yèy_ur z`ÏB
Ïä!$yJø9$# ¨@ä.
>äóÓx« @cÓyr
( xsùr& tbqãZÏB÷sã
ÇÌÉÈ
Artinya:. dan Apakah orang-orang yang kafir
tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu
yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.dan dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?
Kata "ratq" yang di
sini diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" digunakan untuk merujuk
pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan "Kami
pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata Arab "fataqa",
dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau
pemecahan struktur dari "ratq". Perkecambahan biji dan munculnya
tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan
menggunakan kata ini.
Dalam ayat tersebut, langit
dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu terpisah
("fataqa") satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali
tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal
berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu,
termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga
terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq"
ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan
materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah), dan dalam
rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta
terbentuk
Gambaran Hasil Penemuan Iptek di Abad Modren
ini yang Kebenarannya Telah di Ungkapkan dalam Al- Qua’an
1. Penciptaan
Manusia dari Setetes Mani
"Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak
terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?" (Al Qur'an,
75:36-37)
Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma
terpancar dari si laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan
5 menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari
250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran
setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya,
bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya.
Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an :
Seperti yang telah kita amati, Al-Qur'an
memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat dari mani selengkapnya, tetapi
hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini
mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu
merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.
2. Proses
Penentuan jenis Kelamin
Dialah yang
menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila
dipancarkan." (Al Qur'an, 53:45-46)
Cabang-cabang ilmu pengetahuan
yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler telah membenarkan secara
ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al Qur'an ini. Kini diketahui bahwa
jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita
tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini. Dengan kata lain,
jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung
dengan sel telur wanita. Tak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga
ditemukannya ilmu genetika pada abad ke-20. Bahkan di banyak masyarakat,
diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita. Inilah mengapa
kaum wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi perempuan.
Namun, tiga belas abad sebelum
penemuan gen manusia, Al Qur'an telah mengungkapkan informasi yang menghapuskan
keyakinan takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis
kelamin bayi, akan tetapi air mani dari pria.
3. Penciptaan
Manusia Dalam Tiga Tahapan
Dalam Al Qur'an dipaparkan bahwa manusia diciptaakan
melalui tiga tahapan dalam rahim ibunya.
"... Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah
Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?" (Al Qur'an,
39:6)
Sebagaimana yang akan dipahami,
dalam ayat ini ditunjukkan bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya
dalam tiga tahapan yang berbeda. Sungguh, biologi modern telah mengungkap bahwa
pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda dalam rahim
ibu. Sekarang, di semua buku pelajaran embriologi yang dipakai di berbagai
fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam
buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang
embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut:
"Kehidupan dalam rahim memiliki tiga
tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir
minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan sampai kelahiran." Informasi
mengenai perkembangan yang terjadi dalam rahim ibu, baru didapatkan setelah
serangkaian pengamatan dengan menggunakan peralatan modern.
Namun sebagaimana sejumlah
fakta ilmiah lainnya, informasi-informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat Al
Qur'an dengan cara yang ajaib. Fakta bahwa informasi yang sedemikian rinci dan
akurat diberikan dalam Al Qur'an pada saat orang memiliki sedikit sekali
informasi di bidang kedokteran, merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah
ucapan manusia tetapi Firman Allah.
4. Pentingnya
Air Susu
Air susu ibu adalah suatu campuran
ciptaan Allah yang luar biasa dan tak tertandingi sebagai sumber makanan
terbaik bagi bayi yang baru lahir, dan sebagai zat yang meningkatkan kekebalan
tubuhnya terhadap penyakit. Bahkan makanan bayi yang dibuat dengan teknologi
masa kini tak mampu menggantikan sumber makanan yang menakjubkan ini. Setiap
hari ditemukan satu manfaat baru air susu ibu bagi bayi. Salah satu fakta yang
ditemukan ilmu pengetahuan tentang air susu ibu adalah bahwa menyusui bayi
selama dua tahun setelah kelahiran sungguh amat bermanfaat.
Allah memberitahu kita informasi
penting ini sekitar 14 abad yang lalu, yang hanya diketahui melalui ilmu
pengetahuan baru-baru ini, dalam ayat-Nya "…menyapihnya dalam dua
tahun…".
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."
(Al Qur'an, 31:14)
Tidak ada komentar: